KRISIS
EKONOMI YANG TERJADI PADA TAHUN 1996
Disusunoleh :
Deniyustiaputra
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SETIA BUDHI
RANGKASBITUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampai
tahun 1996, Asia menarik hampir setengah dari aliran modal negara berkembang.
Tetapi, Thailand, Indonesia dan Korea Selatan memiliki "current account
deficit" dan perawatan kecepatan pertukaran pegged menyemangati peminjaman
luar dan menyebabkan ke keterbukaan yang berlebihan dari risiko pertukaran valuta
asing dalam sektor finansial dan perusahaan.
Pelaku
ekonomi telah memikirkan akibat Daratan Tiongkok pada ekonomi nyata sebagai
faktor penyumbang krisis. RRT telah memulai kompetisi secara efektif dengan
eksportir Asia lainnya terutaman pada 1990-an setelah penerapan reform
orientas-eksport. Yang paling penting, mata uang Thailand dan Indonesia adalah
berhubungan erat dengan dollar, yang naik nilainya pada 1990-an. Importir Barat
mencari produsen yang lebih murah dan menemukannya di Tiongkok yang biayanya
rendah dibanding dollar.
Krisis
Asia dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan memengaruhi mata uang, pasar
bursa, dan harga aset beberapa ekonomi Asia Tenggara. Dimulai dari kejadian di
Amerika Selatan, investor Barat kehilangan kepercayaan dalam keamanan di Asia
Timur dan memulai menarik uangnya, menimbulkan efek bola salju.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka timbul beberapa masalah yang dapat di definisikan
sebagai berikut :
1.
Banyak pelaku ekonomi, termasuk Joseph
Stiglitzdimanadisebabkanoleh
shock risk yang tiba-tiba.
2. Jeffrey
Sachs, telah meremehkan peran ekonomi nyata dalam krisis dibanding dengan pasar
finansial yang diakibatkan kecepatan krisis.
3. Kecepatan krisis ini telah membuat Sachs dan
lainnya untuk membandingkan dengan pelarian bank klasik.
1.3
Tujuan
1. Untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kondisikrisisekonomipadatahun 1996.
2. Untuk
mengetahui Usaha - usaha apa saja yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi krisis ekonomi padatahun 1996.
3. Untuk
mengetahui Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi pemerintah untuk
meningkatkan krisisekonomipadatahun
1995-1996
1.4
Sistematika penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
KRISIS
EKONOMI YANG TERJADI PADA TAHUN 1996
2.1 Keterpurukandankondisikrisisekonomipadatahun
1996
Semenjak Republik Indonesia
berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945, disadari bahwa masalah pokok yang di hadapi adalah bagaimana dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola negaranya mempertinggi tingkat kehidupan
ekonomi disamping memikirkan suatu kehidupan sosial politik yamg demokrasi.
Kehidupan ekonomi tidak terlepas
dari kehidupan manusia.
Sesuai
dengan kodratnya bahwa manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan
dengan manusia yang lainnya
didalam memenuhi kebutuhan kehidupan. Dalam keseharian kita mengenaltentangKehidupan Ekonomi,
Sistem Perekonomian, Asas Ekonomi, Perekonomian, semua istilah itu sudah biasa
kita gunakan
Hal mengenai perekonomian di temukan
oleh Joseph Stigliz
sebagai berikut:”sesuatu
aturan – aturan mengenai ekonomi”.
Krisis Asia berpengaruh ke mata uang,
pasar saham, dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia. Indonesia, Korea
Selatan dan Thailand adalah beberapa negara yang terpengaruh besar oleh krisis
ini.Krisis ekonomi ini juga menuju ke kekacauan politk, paling tercatat dengan
mundurnya Suharto di Indonesia dan Chavalit Yongchaiyudh di Thailand. Ada
peningkatan anti-Barat, dengan George Soros dan IMF khususnya, keluar sebagai
kambing hitam.Secara budaya, krisis finansial Asia mengakibatkan kemunduran
terhadap ide adanya beberapa set "Asian value", yaitu Asia Timur
memiliki struktur ekonomi dan politik yang superior dibanding Barat. Krisis
Asia juga meningkatkan prestise ekonomi RRC.
Krisis Asia menyumbangkan ke krisis
Rusia dan Brasil pada 1998, karena setelah krisis Asia bank tidak ingin
meminjamkan ke negara berkembang.Krisis ini telah dianalisa oleh para pakar
ekonomi karena perkembangannya, kecepatan, dinamismenya; dia memengaruhi
belasan negara, memiliki efek ke kehidupan berjuta-juta orang, terjadi dalam
waktu beberapa bulan saja. Mungkin para pakar ekonomi lebih tertarik lagi
dengan betapa cepatnya krisis ini berakhir, meninggalkan ekonomi negara
berkembang tak berpengaruh. Keingintahuan ini telah menimbulkan ledakan di
pelajaran tentang ekonomi finansial dan "litani" penjelasan mengapa
krisis ini terjadi. Beberapa kritik menyalahkan tindakan IMF dalam krisis,
termasuk oleh pakar ekonomi Bank Dunia Joseph Stiglitz.
2.2
Usaha-Usaha
apasajadalammenghadapikrisisekonomipadatahun 1996
Sampaitahun
1996, Asia menarikhampirsetengahdarialiran modal negaraberkembang.Tetapi,
Thailand, Indonesia dan Korea Selatan memiliki "current account
deficit" danperawatankecepatanpertukaran pegged
menyemangatipeminjamanluardanmenyebabkankeketerbukaan yang berlebihandaririsikopertukaranvalutaasingdalamsektorfinansialdanperusahaan.
PelakuekonomitelahmemikirkanakibatDaratanTiongkokpadaekonominyatasebagaifaktorpenyumbangkrisis.
RRT telahmemulaikompetisisecaraefektifdenganeksportir Asia lainnyaterutamanpada
1990-ansetelahpenerapan reform orientas-eksport. Yang paling penting, matauang
Thailand dan Indonesia adalahberhubunganeratdengan dollar, yang
naiknilainyapada 1990-an. Importir Barat mencariprodusen yang
lebihmurahdanmenemukannya di Tiongkok yang biayanyarendahdibanding dollar.
Krisis Asia
dimulaipadapertengahantahun 1997 danmemengaruhimatauang, pasar bursa,
danhargaasetbeberapaekonomi Asia Tenggara.Dimulaidarikejadian di Amerika
Selatan, investor Barat kehilangankepercayaandalamkeamanan di Asia
Timurdanmemulaimenarikuangnya, menimbulkanefek bola salju.
Banyakpelakuekonomi,
termasuk Joseph Stiglitzdan Jeffrey Sachs,
telahmeremehkanperanekonominyatadalamkrisisdibandingdenganpasarfinansial yang
diakibatkankecepatankrisis.Kecepatankrisisinitelahmembuat Sachs danlainnyauntukmembandingkandenganpelarian
bank klasik yang disebabkanoleh shock risk yang tiba-tiba.
Sachmenunjukkekebijakankeuangandanfiskal yang ketat yang
diterapkanolehpemerintahpadasaatkrisisdimulai, sedangkan Frederic
Mishkinmenunjukkeperananinformasiasimetrikdalampasarfinansial yang menujuke
"mental herd" di antara investor yang memperbesarrisiko yang
relatifkecildalamekonominyata.
Krisisinitelahmenimbulkankeinginandaripelaksanaekonomiperilakutertarik di
psikologipasar.
Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi
pemerintah untuk meningkatkan krisis ekonomi pada tahun 1995-1996
Masalah
yang dihadapi dalam bidang keuangan setelah Indonesia merdeka lebih pelik lagi.
Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand,
Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta
dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dolar, dan
sektor bank yang baik.
Tapi banyak perusahaan
Indonesia yang meminjam dolar AS. Pada tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap
dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level
efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga
mata uang lokal meningkat.
Pada Juli, Thailand
megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari
8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus
1997, pertukaran mengambang teratur ditukar dengan pertukaran mengambang-bebas.
Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 miliar dolar, tapi
rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan,
penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta
menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody's menurunkan hutang jangka
panjang Indonesia menjadi "junk bond".Meskipun krisis rupiah dimulai
pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek dari
devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang
meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan
oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu:
menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Inflasi rupiah dan
peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada
Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak
cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi
presiden. mulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak
KESIMPULAN
Negara kesatuan
republik indonesia yang di proklamorkan pada tanggal 17 agustus 1945 mengalami
kondisi yang sangat buruk dengan segala keterbatasan di berbagai bidangekonomidanlainnyahalituterjadikarena Indonesia
belummerasakanmerdekasepenuhnyaolehkarenaitubangsa Indonesia
terkenalahkrisisekonomitersebutdimanatelahterjadikrisissetelahberjalannyasuatukemerdekaanbangsa
Indonesia. Indonesia memilikiinflasi yang rendah, perdagangan surplus lebihdari
900 jutadolar, persediaanmatauangluar yang besar, lebihdari 20 miliardolar,
dansektor bank yang baik.
Tapibanyakperusahaan Indonesia yang meminjamdolar AS.Padatahunberikut,
ketika rupiah menguatterhadapdolar,
praktisiinitelahbekerjabaikuntukperusahaantersebut -- level
efektifitashutangmerekadanbiayafinansialtelahberkurangpadasaathargamatauanglokalmeningkat.
DAFTAR FUSTAKA
Joseph Stigliz, Krisisekonomi Indonesia, Balai Pustaka, 1996.
Kaufman, GG.,
Krueger, TH., Hunter, WC. (1999) The Asian Financial Crisis: Origins,
Implications and Solutions. Springer.ISBN
0-7923-8472-5
Pettis, Michael
(2001).The Volatility Machine: Emerging Economies and the Threat of
Financial Collapse. Oxford University Press.ISBN 0-19-514330-2.
Blustein, Paul
(2001). The Chastening: Inside the Crisis that Rocked the Global Financial
System and Humbled the IMF. PublicAffairs.ISBN 1-891620-81-9.
Noland, Markus,
Li-gang Liu, Sherman Robinson, and Zhi Wang.(1998) Global Economic Effects
of the Asian Currency Devaluations.Policy Analyses in International
Economics, no. 56. Washington, DC: Institute for International Economics.
Pempel, T. J. (1999) The
Politics of the Asian Economic Crisis. Ithaca, NY: Cornell University
Press.
Ries, Philippe.
(2000) The Asian Storm: Asia's Economic Crisis Examined.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar