Minggu, 20 April 2014

UTS.MK SEJ. EKONOMIAN. NURHASANAH.



KERISIS EKONOMI DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA
Di susun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Sejarah Ekonomi
Dosen pembimbing : Mudriah  M.pd







Di susun oleh
Nurhasanah
4322311030016
Sejarah
VI (enam)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
20013/2014 


BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar belakang
Perekonomian Indonesia sebagai warisan kolonia Hindia Belanda sangat tergantung pada nilai ekspor yaitu hasul perkebunan tebu, tembakau, karet, the, kina, kelapa sawit dan sebagainya. Di samping itu juga hasil tambang dan minyak bumi, batu bara dan timah.

 Dengan demikian keadaan ekonomi Indonesia sangkat tergoncang bila terjadi perubahan harga di pasaran dunia.

 Apabila barang eksport tinggi harganya, maka timbul kenaikan kemakmuran di Indonesia, yang lambat laun akan menghilang kembali seiring dengan jatuhnya harga di pasaran dunia.

 Maka besarlah kesulitan yang tibul sebagai akibat krisis dunia tahun 1929, lebih-lebih ketika inggris dan dominion-dominionnya, jepang dan amerika serikat mendevaluasi uangnya (jepang pada tahun 1932 dan amerika Serikat pada tahun 1933) dengan kemerosotan harga-harga di pasaran dunia, maka harga barang-barang Indonesia jatuh lebih rendah daripada ongkos pokonya.

 Akibat kehidupan rakyat dan kaum buruh yang sangat buruk, serta kaum modal asing bersama pemerintahan kolonial HIndia  Belanda mengambil keuntungan besar terhadap eksport dari Indonesia yang sangat meningkat untuk memenuhi kebutuhan Eropa sesudah perang, timbulah aksi-aksi kaum buruh yang menuntut perbaikan nasib. Antara tahun 1920-1925 adalah masa aksi-aksi pemogok kaum buruh di Indonesia. 

Di tengah kesulitan ekonomi seperti ini banyak kaum tani dan buruh masuk dalam naungan pengaruh organisasi-organisasi yang berhaluan komunis seperti VSTP (serikat buruh kreta api)  serikat buruh percetakan, serikat buruh pelabuhan, dan lain-lain.

Pemerintahan pada perinsipnya telah menempuh kebijikan yang eksploisit dalam mengatur perpajakan di dalam undang-undang.

 Contoh system pemerintahan jepang yang menganut system pemerintahan yang aktif mengatur kebijakan anggaran terutama bidang perpajakan, mengutamakan pada sector-sektor kecil  yang di dahulukan untuk di bangun dan juga pada sector usaha menengah sebagai sasaran utama.

 Keberadan pemerintahan di anggap sebagai sumber yang mampu memberikan biaya untuk dapat berkembang lebih besar. 

Sehingga tidak di bolehkan membiayai sector usaha kecil untuk membiayai tersebut merupakan system penjajahan
(prosiding pajak dan reterbusi daerah peluang dan tantangan dalam pemungutan, made benyamin, lembaga penelitian universitas hasanudin 2001)  

b.      Rumusan masalah
Ø  Menganalisis tentang pemikiran ekonomi nasional
Ø  Menjelasaka system ekonomi Liberal
Ø  Menganalisis pembangunan ekonomi pada masa soeharto
Ø  Penjelaskan perubahasn ekonomi yang ada di minangkabau
Ø  Menjelaskan manfaat dan akibat penanaman modal  swasta barat di Indonesia

c.       Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mahasiswa agar pahan dan tau bagaimana kerisis ekonomi dan pengaruhnya di Indonesia, serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sejarah ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pemikiran ekonomi nasional
Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi di curahkan oleh Dr.Sumitro Djojohadikusumo, yang berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada hakikatnya adalah pembangunan ekonomi baru.

Yang perlu di lakukan adalah mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi colonial ke ekonomi nasional.Sumitro mencoba memperaktikan pemikirkan itu pada sector perdagangan.Ia berpendapat bahwa pada bangsa Indonesia harus selekas mungkin ditumbuhkan kelas pengusaha. Para pengusaha bangsa Indonesia yang pada umumnya bermodal lemah, di beri kesempatan untuk berpartisipasi membangun ekonomi nasional. 

Pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha itu, baik dalam bentuk bimbingan konkret maupun dengan bantuan pemerintah kredit karena pemerintah menyadari bahwa pengusaha-pengusaha Indonesia pada umumnya tidak mempunyai modal yang cukup jika usaha ini berhasil, secara bertahap pengusaha bangsa Indonesia akan dapat berkembang maju, dan tujuan mengubah struktur ekonomi colonial di bidang perdagangan akan tercapai. 
(sejarah nasional Indonesia VI, marwati djoened Poesponegoro, edisi pemutakhiran, Jakarta balai pustaka 2008) 
B.  
   Sistem ekonomi Liberal
Pemerintah RIS sebagai pemerintah peralihan telah meletakan landasan bagi pembangunan ekonomi Indonesia, walaupun landasan itu tidak begitu kokoh dan sempurna.

Sesudah RIS menjelma menjadi Negara Kesatuan RI, tetap di antut system Demokrasi Liberal.Demikian juga system Ekonominya adalah system ekonomi liberal yang berlandaskan kepada persaingan bebas.Perkembangan ekonomi Indonesia tidak menuju kea rah yang stabilbahkan sebaliknya.Hal ini di sebabkan oleh beberapa factor. Factor-faktor tersebut adalah:
a.       Bahwa pemerintah saat itu mewarisi setruktur ekonomi yang berat sebelah, yaitu hanya menggantungkan diri pada hasil pertanian, Khusunya perkebunan. Dengan kurangnya permintaan barang-barang eksport hasil perkebunan, sudah pasti laju eksport kita menurun, sektor produksi lainnya seperti pertambangan dan industry, belum di kembangkan.
b.      Keamanan dalam negri sangat berpengaruh bagi kelancaran perekonomian sedangkan oprasi keamanan dalam negri memerlukan biaya yang besar.
c.       Ketidakstabilan politik, yang menyebabkan masing-masing cabinet membuat program-perogram sendiri yang makin meluas karena tuntutan golongannya atau penduduknya. Belum adanya badan perancang yang mengarhkan prioritas pembangunan secara integral, mengakibatkan naiknya pengeluaran pemerintah.
d.      Politik keuangan pemerintah tidak di buat di Indonesia melainkan di negri Belanda pada masa KMB, yang sangan menekat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil KMB mengenai  masalah tersebut memberi kedudukan istimewa kepada belanda.

Jadi sumber kemerosotan dan menurunnya pendapatan pemerintah dan tidak setabilan di bidang ekonomi, saling berkaitan antara factor yang satu dengan yang lainya, di tambah dengan pertambahan penduduk karena naiknya angka kelahiran.

Hal lainya adalah karena dari pemerintah Belanda kita tidak mewarisi hasil-hasil ekonomi yang cakap, sehingga di dalam mengubah system ekonomi colonial ke ekonomi nasional tidak terasa perubahannya.    
Sesudah pengakuan kedaulatan , Indonesia menanggung bebean ekonomi dan keuangan sebagai akibat ketentuan-ketentuan KBM: beban utang luar negri sebesar Rp 1.500 dan utang dalam negri sejumlah Rp2.800 juta, struktur ekonomi yang di warisi berat sebelah.ekspor masih tergantung kepada beberapa jenis hasil berkebunan.

 Produksi barang-barang ekspor ini di bawah produksi sebelum perang dunia II.Masalah jangka pendek yang harus di selesaikan oleh pemerintah adalah mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup, sedangkan masalah jangka panjang adalah masalah pertambahan penduduk dan tingkat hidup yang rendah. Beban yang berat ini merupakan konsekuensi dari pengakuan kedaulatan .

deficit pemerintah pada waktu itu sejumlah Rp5,1 miliar. Defisi itu untuk sebagian berhasil di kurangi dengan pinjaman pemerintah, yaitu dengan cara melakukan tindakan keuangan pada tanggal 20 maret 1950. Jumlah yang di dapat dari pinjaman wajib sebesar Rp1,6 miliar.kemudian dengan kesepakatan siding mentri Uni Indonesia-Belanda, di peroleh kredit sebesar Rp200.000.000.00dari negeri Belanda.

 Pada tanggal 13 Maret dibidang perdagangan di adakan usaha untuk memajuak ekspor dengan system sertivikat devisa. Tujuan pemerintah adalah untuk merangsang ekspor. Nilai tukar rupiah dari Rp3,80 setiap $1, menjadi Rp7,6 untuk setiap $1 untuk ekspor, dan Rp11,40 setiap $1 untuk impor. System ini memberikan penghasilan yang besar  kepada eksportir dalam rupiah sehingga mereka dapat membayar lebih tinggi kepada produsen.
(sejarah nasional Indonesia VI, marwati djoened Poesponegoro, edisi pemutakhiran, Jakarta balai pustaka 2008) 

C.    Pembangunan ekonomi pada masa ordebaru (soeharto)
Kenangan akan peristiwa berdarah 1966 segera memudar dari ingatan, seiring dengan keberhasilan Presiden Soeharto dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai secara per tahap.

 Ada juga kelompok minoritas yang menganggap bahwa presiden yang baru telah membangun suara rakyat dan berusaha menghambat tumbuhnya masyarakat yang demokratis. Legalitas Supersemardan cara presiden Soeharto menggantikan pendahulunya terus menjadi isu utama yang diperdebatkan. Bagi presiden soeharto, sebuah rejim yang di dasarkan pada disiplin militer bukanlah sesuatu yang sama sekali jlek.
Sampai pertengahan tahun1960-an, berdasarkan setandar Bank Dunia, Indonesia di kenal sebagai Negara paling miskin di Asia dan bahkan di dunia.

 Ketika presiden Soeharto mulai berkuasa, inflasi berada pada angka di atas 650 prsen pertahun dan mata uang rupiah tidak ada harganya sama sekali. Memasuki awal tahun1960, Indonesia telah menjadi “bangsa penimbun barang”.Ini berarti bahwa konsumen menimbun barang sementara harga-harga bergerak melebihi laju kenaikan pendapatan mereka. Para pemilik took menimbun barang agar mereka dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dengan menahan selama mungkin dan melepasnya dengan harga tertinggi. 

Satu-satunya pihak yang memperoleh ke untungan dalam situasi ini adalah para spekulan. Presiden Soeharto memilih mengambil tindakan yang tidak popular dengan menggunakan disiplin militer dan menerapkan system :mereka yang ada di pihak kita dan mereka yang menentang kita”

(soeharti, the life and legacy of Indonesia’s Second Presiden, Retnowati Abdulgani, kata hati pustaka tahun 2007)

Krisis politik, ekonomi, dan social
Pada pertengahan tahun 1997, pasca pemilu VI Orde Baru, badai kerisis moneter yang cukup hebat melanda bangsa Indonesia. Krisis yang bermula dari kemorosotan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing secara tajam tidak hanya menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi yang di tandai oleh melesunya perekonomian, tapi juga menyebabkan kerusakan dalam intitusi ekonomi penting, hal ini di susul oleh hutang sebagai  pengusaha yang jatuh tempo pada 1998.

 Perkiraan pertumbuhan ekonomi nol hingga dibawah nol persen, laji inplasi diats dua digit, perubahan setatus swasembada menjadi pengimpor beras, kelangkaan Sembilan bahan pokok, dan pembengkakan jumlah pengangguran adalah pertanada ekonomi mengalami kebangkrutan.
(sejarah nasional Indonesia dan umum untuk smu kelas3, wayan Badrika, erlangga Jakarta 2000 

D.    Perubahan dalam ekonomi minagkabau
Orang eropa pertama kali masuk ke dataran tinggi minagkabau pada tahun 1818.Pada tahun inilah, kita memiliki sejumlah catatan mengenai masyarakat minangkabau yang didasarkan pengamatan tangan pertama.Catatannya tentu saja tidak memiliki dimensi sejarah.
Dengan demikian, keterangan itu hamper tidak mencakup perubahan-perubahan penting yang sedang dialami minangkabau. Perubahan itu sendiri dimulai paling tidak sejak tahun 1780-an sehubungan dengan perubahan-perubahan mendasar yang terjadi dalam hubungan pasar luar. Namun analisis orang luar ini sangat penting untuk membantu memahami dunia dataran tinggi Minangkabau.Gambaran mereka mengenai kehidupan ekonomi masyarakat mungkin agak bersipat satu dimensi dan setatis, tetapi memang harus dimulai dari gambaran ini. 

Orang Minagkabau dalam kampong dan pasarnya harus di tinjau lebih dahulu sebelum kita bias mengikuti jalan bersejarah yang mereka tempuh untuk mencapai tempat-tempat itu.
(gejolak ekonomi kebangkita islam, dan gerakan padre minangkabau 1784-1847, Christine Dobbin, komunitas bamboo mei 2008)

E.     Penanaman modal Swastabarat di Indonesia
a.       Perkembangan penanaman modal Swasta barat di Indonesia
Selain berdasarkan Undang-undang pokok Agraria 1870, kemajuan industry dan perdagangan di Eropa serta hubungan Indonesia dengan negri Belanda semakin lancer karena dibukanya terusan Suez pada tahun 1869, telah mendorong kaum modal untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dan harapan kaum modal swasta barat untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan  ekonomi hindia-Belanda ternyata berjalan lancer.

Kaum modal swasta membuka perkebunan-perkebunan besar seperi perkebunan kopi, the, tembakau, tebu, coklat, kin, kelapa, dan kelapa sawit.Mereka juga mendirikan bermacam-macam pabrik seperti pabrik rokok, pabrik gula, the dan lain-lain, sehingga banyak penduduk desa yang tadinya bekerja sebagai pengrajin dan petani kini menjadi buruh perkebunan dan buruh pabrik.

Dengan di bukanya perkebunan besar dan pabrik-pabrik, maka penduduk desa dapat mengenal kebudayaan baru yang datangnya dari negri asing.
Karena adanya perkebunan-perkebunan itu, Hindia-belanda telah berhasil menjadi negri pengeksport hasil perkebunan, dan perdagangan dengan luar negri terutama dengan negri Belanda  menjadi semakin ramai. 

Untuk itu pelabuhan baru harus dibangun serta prasarana perhubungan darat sepertijalan raya dan jalan kereta api harus pula diperhatikan.
Di samping kaum modal swasta Barat, di Indonesia waktu itu juga terdapat orang-orang Cina dan Arab yang bertindak sebagai pedagang perantara.Mereka masuk ke pedaleman, mengumpulkan bahan hasil-hasil prkebunan dan pertania kemudian menjualnya ke grosir-grosir untuk di eksport ke luarnegri. 

Bahwa untuk memperlancar perkembangan produksi tanaman eksport pemerintah Hindia-Belanda membangun waduk-waduk dan sarana hubungan jalan seperti jalan raya dan jalan kereta api.
b.      Akibat penanaman modal Swasta Barat Bagi Rakyat Indonesia
Kemakmuran banfgsa Indonesia yang telah diramalkan oleh kaum liberal dengan usaha penanaman modal swasta asing, ternyata meleset, pada pertengahn jaman liberalism di Indonesia, keadaan ekonomi rakyat Indonesia sudah menunjukan kecenderungan kesengsaraan karena banyak bahan-bahan kebutuhan hidup rakyat yang tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Kesengsaraan rakya Indonesia pada jaman antara tahun 1870-1900 ini sebabkan oleh beberapa factor, diantaranya perkembangan penduduk pulau jawa, Belanda belum benar-benar berkuasa di luar pulau jawa, pajak yang di kenakan kepada penduduk pribumi sangat memberatkan, dan merosotnya harga hasil-hasil perkebunan.   
(sejarah Indonesia dan dunia sma  untuk kelas II semester 3,drs. dodi R iskandar, CV. ARMICO, bandung 1987)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi di curahkan oleh Dr.Sumitro Djojohadikusumo, yang berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada hakikatnya adalah pembangunan ekonomi baru.Yang perlu di lakukan adalah mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi colonial ke ekonomi nasional.
Pemerintah RIS sebagai pemerintah peralihan telah meletakan landasan bagi pembangunan ekonomi Indonesia, walaupun landasan itu tidak begitu kokoh dan sempurna.Sesudah RIS menjelma menjadi Negara Kesatuan RI, tetap di antut system Demokrasi Liberal.
Sesudah pengakuan kedaulatan , Indonesia menanggung bebean ekonomi dan keuangan sebagai akibat ketentuan-ketentuan KBM: beban utang luar negri sebesar Rp 1.500 dan utang dalam negri sejumlah Rp2.800 juta, struktur ekonomi yang di warisi berat sebelah.ekspor masih tergantung kepada beberapa jenis hasil berkebunan.
Sampai pertengahan tahun1960-an, berdasarkan setandar Bank Dunia, Indonesia di kenal sebagai Negara paling miskin di Asia dan bahkan di dunia. Ketika presiden Soeharto mulai berkuasa, inflasi berada pada angka di atas 650 prsen pertahun dan mata uang rupiah tidak ada harganya sama sekali. Memasuki awal tahun1960, Indonesia telah menjadi “bangsa penimbun barang”.
Orang eropa pertama kali masuk ke dataran tinggi minagkabau pada tahun 1818.Pada tahun inilah, kita memiliki sejumlah catatan mengenai masyarakat minangkabau yang didasarkan pengamatan tangan pertama.Dengan demikian, keterangan itu hamper tidak mencakup perubahan-perubahan penting yang sedang dialami minangkabau.
Kaum modal swasta membuka perkebunan-perkebunan besar seperi perkebunan kopi, the, tembakau, tebu, coklat, kin, kelapa, dan kelapa sawit.Kesengsaraan rakya Indonesia pada jaman antara tahun 1870-1900 ini sebabkan oleh beberapa factor, diantaranya perkembangan penduduk pulau jawa, Belanda belum benar-benar berkuasa di luar pulau jawa, pajak yang di kenakan kepada penduduk pribumi sangat memberatkan, dan merosotnya harga hasil-hasil perkebunan. 

Daftar pustaka
Gah Ina, Dra, Penuntun pelajaran sejarah bedsarkan kurikulum 1984 SMA kelas III semester 5 dan 6,Ganeca Exact bandung, 1989.
 Benyamin made, prosiding pajak dan reterbusi daerah peluang dan tantangan dalam pemungutan, lembaga penelitian universitas hasanudin, 2001
Poesponegoro Djoened Marwati, sejarah nasional Indonesia VI, edisi pemutakhiran, Jakarta balai pustaka, 2008.
Abdulgain Retnowati,soehartithe life and legacy of Indonesia’s Second Presiden, kata hati pustaka tahun, 2007.
Erlangga Badrika Wayan, sejarah nasional Indonesia dan umum untuk smu kelas3, Jakarta, 2000.
Dobbin Christine, gejolak ekonomi kebangkita islam, dan gerakan padre minangkabau 1784-1847, komunitas bamboo, mei 2008.
Iskandar R Doni, Drs, sejarah Indonesia dan dunia sma  untuk kelas II semester 3,CV. ARMICO, bandung 1987.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar